Beranda > Umum > Harga Beras Naik Rp1.000/Kg

Harga Beras Naik Rp1.000/Kg

17 Desember 2010

MESKIPUN Kabupaten Empat Lawang termasuk salah satu daerah yang surplus beras di Sumatera Selatan (Sumsel), namun masih terkena imbas kenaikan harga. Kenaikan harga beras yang terjadi di pasar Tebing Tinggi mencapai Rp1.000/Kg. Adanya kenaikan harga tentu sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.

Dari hasil pantauan di kawasan Pasar Tebing Tinggi sepekan terakhir, kenaikan harga beras pada beberapa agen berkisar antara Rp1.000 sampai Rp1.500. Kenaikan harga terjadi pada seluruh jenis beras yang dijual pedagang.

Menurut pedagang, kenaikan harga ini terjadi karena telah terjadi kenaikan harga di seluruh penjuru Provinsi Sumsel. Kenaikan harga beras ini pun cukup membuat masyarakat resah, dan khawatir jika nantinya harganya terus meningkat. Mereka menilai harga beras sekarang ini sudah cukup tinggi, bila dibandingkan dengan kemampuan beli oleh masyarakat, terutama yang perekonomiannya menengah ke bawah.

“Bagi kami yang bekerja sebagai buruh harian dan petani, harga itu sudah terlalu tinggi. Ya, khawatir kalau harga itu terus meningkat, sehingga tidak bisa terjangkau oleh kami yang perekonomiannya lemah,” ujar Mitawati (42), warga kawasan Pasar Tebingtinggi.

Hal senada dengan Mitawati, Erni mengatakan, kenaikan harga beras ini cukup merogoh kocek, karena kenaikan ini juga berpengaruh kepada harga beras lokal. Sebelumnya, ia bisa mendapatkan beras lokal, yang kualitasnya cukup bagus berkisaran R5.500-6.000, namun sekarang ini harganya melonjak cukup tinggi.

“Kalau kita membeli langsung kepada para petani ataupun ke tempat pabrik penggilingan padi Rp5.500 perkilogramnya. Harga itu untuk beras yang kualitas cukup bagus, kalau sekarang ini harga beras yang kualitasnya paling jelek saja sudah mencapai Rp 6.500 perkilogramnya,” terangnya.

Kepala Dinas Perindrustrian dan Perdagangan Tharim Muis mengatakan, kenaikan harga beras sebenarnya bukan karena kelangkaan beras yang ada, sebab perputaran beras yang ada masih terbilang normal. Hanya saja, masyarakat Empatlawang ini ikut-ikutan menaikan harga beras. “Masyarakat kita ini dibilang latah, karena tidak semestinya melakukan kenaikan harga. Kita juga menghimbau agar pedagang jangan menimbun beras, karena nantinya akan berpengaruh dan kenaikan harganya semakin meningkat,” ujarnya.

Thamrin tidak menampik, kalau Empat Lawang sebagai daerah surplus beras ini ikut terpengaruh dengan kenaikan harga beras itu, karena sebagian besar hasil panen dari Empat Lawang dibawa keluar Kabupaten Empat Lawang. Dampaknya, beras yang beredar di Empat Lawang meskipun terbilang normal mengalami penurunan. “Hal inilah yang sangat kita sayangkan, karena sebagai daerah yang seharusnya melimpah beras juga terpengaruh dengan peningkatan harga ini. Kalaupun memang nantinya, beras di Empat Lawang sudah langkah kita akan melakukan operasi pasar bekerjasama dengan Bulog Lahat,” terangnya.(*)

Penulis: Syamsul Fikri/Empat Lawang Express (081373316333)

Kategori:Umum